Pengertian Auto-scaling

Auto-scaling adalah kemampuan sistem atau aplikasi untuk secara otomatis menyesuaikan kapasitasnya berdasarkan beban kerja yang sedang berjalan. Dalam konteks web hosting, auto-scaling memungkinkan untuk menambah atau mengurangi kapasitas server secara otomatis guna mengoptimalkan kinerja dan ketersediaan website.

1. Adaptif terhadap Beban Kerja

Sistem auto-scaling akan memonitor beban kerja saat ini menggunakan metrik yang telah ditentukan, seperti penggunaan CPU, permintaan HTTP, jumlah koneksi database, atau metrik lainnya. Jika beban kerja melebihi ambang batas yang telah ditentukan, sistem akan secara otomatis menambahkan sumber daya seperti server atau instance virtual untuk menangani lonjakan beban.

2. Otomatisasi dan Pemantauan Terus-Menerus

Auto-scaling berjalan secara otomatis tanpa perlu campur tangan manusia, sehingga memungkinkan sistem beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan beban kerja secara real-time. Selain itu, sistem juga akan terus memantau kondisi server dan secara otomatis mengurangi sumber daya ketika beban kerja berkurang agar tidak ada sumber daya yang terbuang percuma.

3. Skalabilitas Horizontal dan Vertikal

Auto-scaling dapat dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu skalabilitas horizontal dan vertikal. Skalabilitas horizontal berarti menambahkan lebih banyak server atau instance pada lingkungan yang sudah ada. Contohnya, jika satu server sedang sibuk, auto-scaling akan menambahkan server baru untuk menangani lonjakan beban. Sementara itu, skalabilitas vertikal berarti menambah kapasitas pada server yang aktif. Misalnya, meningkatkan jumlah CPU atau memori pada server yang sedang berjalan.

4. Load Balancing

Pada saat sistem melakukan auto-scaling dengan menambahkan server baru, load balancer juga berperan penting untuk mendistribusikan beban kerja dengan merata sehingga tidak ada server yang terbebani lebih berat dari yang lain. Load balancer akan secara otomatis menentukan server mana yang harus menangani permintaan dari pengguna berdasarkan algoritme tertentu, seperti round-robin atau load-based.

5. Elasticity dan Ketersediaan

Auto-scaling memungkinkan website atau aplikasi untuk memiliki tingkat elastisitas yang tinggi, yaitu kemampuan untuk menerima lonjakan beban kerja dengan cepat tanpa mengorbankan ketersediaan atau waktu respons yang lambat. Dengan menyesuaikan kapasitas sesuai dengan kebutuhan, auto-scaling memastikan website tetap responsif dan tersedia bagi pengguna.

6. Penghematan Biaya

Auto-scaling juga dapat memberikan keuntungan dari segi biaya. Dengan menyesuaikan kapasitas secara otomatis, pengguna hanya membayar untuk sumber daya yang benar-benar digunakan saat ini. Ini menghindari pemborosan sumber daya ketika beban kerja rendah dan mengurangi biaya operasional yang harus dikeluarkan.

7. Konfigurasi dan Skala Otomatis

Auto-scaling dapat diprogram untuk beradaptasi dengan kebutuhan bisnis tertentu. Misalnya, untuk mengantisipasi lonjakan beban selama periode tertentu seperti liburan atau penjualan khusus, auto-scaling bisa dikonfigurasi untuk meningkatkan kapasitas otomatis.

Pada saat yang sama, untuk menghindari biaya yang tidak perlu saat beban kerja berkurang, batasan kapasitas maksimum juga dapat ditetapkan sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang. Auto-scaling dapat dikombinasikan dengan konfigurasi otomatis untuk menjaga tingkat skala yang sesuai dengan kondisi di lapangan.