MongoDB adalah salah satu jenis database NoSQL yang menggunakan model dokument sebagai cara menyimpan dan mengatur data. MongoDB didesain untuk menyimpan, mengakses, dan mengolah data yang kemudian dapat digunakan oleh aplikasi web dan mobile. MongoDB dapat digunakan dalam lingkungan pemrograman Python, Java, C++, dan sebagainya. MongoDB sangat fleksibel dan scalable, sehingga dapat digunakan untuk mengelola data dengan volume yang besar.
Kelebihan dan Kekurangan MongoDB
Sebagai database NoSQL, MongoDB memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan:
- Kelebihan: MongoDB dapat memproses data dengan skala yang besar, memiliki fleksibilitas dalam mengubah skema data tanpa perlu menghentikan aplikasi, dan dapat memanfaatkan server cluster untuk memastikan tingkat ketersediaan yang tinggi dan performa yang optimal. Selain itu, MongoDB memiliki fitur query yang kuat dan kemampuan indexing yang baik.
- Kekurangan: MongoDB dapat mengalami performa yang buruk jika tidak diatur dengan baik, kurang mendukung transaksi yang kompleks, dan tidak memiliki fitur built-in untuk keamanan dan autentikasi yang kuat.
Index di MongoDB
Index di MongoDB adalah fitur yang memungkinkan pencarian data menjadi lebih cepat dengan membuat referensi ke lokasi data tertentu. Setiap koleksi dalam MongoDB dapat memiliki beberapa indeks yang diberikan pada satu atau beberapa bidang. Indeks dapat bervariasi berdasarkan tipe dan kebutuhan aplikasi. MongoDB menggunakan struktur B-tree atau hash untuk mengimplementasikan indeksnya. Contoh penggunaan indeks adalah mempercepat pencarian berdasarkan bidang tertentu atau memastikan keunikan nilai pada satu atau beberapa bidang dalam koleksi.
Aggregation di MongoDB
Aggregation di MongoDB adalah proses untuk menggabungkan dan menganalisis data dari satu atau beberapa koleksi dengan menggunakan operasi seperti grouping, filtering, sorting, dan transforming. Aggregation pipeline di MongoDB memungkinkan penggunaan beberapa tahap operasi untuk melakukan manipulasi data yang kompleks. Contoh penggunaan aggregation adalah menghitung total penjualan per produk, mengelompokkan data berdasarkan kategori tertentu, atau menggabungkan data dari beberapa koleksi.
Sharding di MongoDB
Sharding adalah fitur di MongoDB yang memungkinkan data untuk didistribusikan ke beberapa server atau node dalam cluster. Fitur ini digunakan untuk mengatasi skala data yang besar dengan membagi data menjadi beberapa bagian yang disebut shard. Setiap shard adalah subset dari data yang disimpan di server yang berbeda. MongoDB akan secara otomatis menangani pemindahan data antara shard saat data bertambah atau berkurang. Sharding memungkinkan aplikasi untuk mengakses dan memanfaatkan data dengan cara yang lebih efisien dan scalable.
Replication di MongoDB
Replication di MongoDB adalah proses replikasi data dari satu server ke server lainnya dalam sebuah cluster. Fitur ini digunakan untuk meningkatkan ketersediaan data dan mengurangi risiko kehilangan data jika terjadi kegagalan pada salah satu server. Replication di MongoDB dilakukan secara asynchronous, artinya data akan diteruskan ke server lainnya setelah ditulis pada server utama. MongoDB juga menyediakan mekanisme voting yang digunakan untuk menentukan server mana yang akan menjadi server utama jika server utama mengalami kegagalan.
GridFS di MongoDB
GridFS adalah spesifikasi dan protokol penyimpanan file BLOB (Binary Large Object) di MongoDB. GridFS memungkinkan penyimpanan file dengan ukuran melebihi kapasitas dokumen maksimum di MongoDB. GridFS membagi file menjadi blok-blok yang kemudian disimpan sebagai dokumen dengan ukuran file tertentu dalam koleksi fs.files dan indeks di koleksi fs.chunks. Contoh penggunaan GridFS adalah penyimpanan dan pengambilan file gambar, video, atau dokumen dalam aplikasi yang menggunakan MongoDB sebagai database.