Studi kasus optimasi internal link menggunakan Ahrefs

Di menu site audit Ahrefs, terdapat fitur link opportunities. Inti dari fitur ini adalah rekomendasi internal link dalam website kita.

Saya penasaran, hasilnya kayak gimana ya? Akhirnya diputusin di coba aja di blog ini.

Sebelum tes, saya ada perkiraan sih bakal gimana hasilnya. Cuma kalau ngga di tes kayaknya kurang sreg aja.

Persiapan awal

Di blog ini sebelumnya banyak internal link yang asal ada. Ngga pakai perhitungan ini-itu. Saya banyak banget nyimpen internal link semacam :

  • baca juga: xxxxx
  • simak juga: yyyyy

Ngasal sih, asal simpen.

Sebelum mulai test optimasi internalink dengan rekomendasi ahrefs, model internal link yang gitu di blog ini, saya delete semua.

Internal link kontekstual dalam paragraf ngga saya delete sih. Tapi jumlahnya emang sedikit banget.

Statistik sebelum studi kasus

Sebelum studi kasus ini dimulai, statistik blog ini seperti dibawah ini.

gsc sebelum edit internal link
google search console
google analytics sebelum edit internal link
Google analytics

Blog ini emang visitornya dikit sih. Bisa di cek di screenshot di atas. Sehari paling 100 visitor..wkwk.

Jalankan site audit Ahrefs

Setelah semua internal link yang ngasal saya delete, bersihkan cache terlebih dulu. Saya bersihin cache dari plugin, juga dari CDN (bunny cdn).

Setelah di clear semua, baru setting site audit di Ahrefs. Btw kalau mau coba, rekan-rekan bisa pakai gratisan aja. Daftarin ke Ahrefs webmaster agar bisa pakai fitur site audit secara gratis.

Sebelum site audit di jalankan, saya setting dulu. Kalau ngga, ntar jatah URL bakal habis sebelum site audit selesai.

Setting yang saya gunakan ;

setting site audit ahrefs

Saya setting sumber URL dari sitemap aja. Biar hemat jatah URL dan lebih cepat.

setting site audit ahrefs 2

Sebagian crawl setting saya matiin juga. Saya mattin karena tujuannya buat lihat rekomendasi internal link opportunities aja, bukan full site audit.

Dibagian bawah, saya masukin juga pola URL yang ngga mau masuk ke audit. Ini biar hemat jatah URL juga sih..wkwkk

setting site audit ahrefs 3

Setelah selesai, baru saya running site Audit Ahrefs.

Rekomendasi internal link dari Ahrefs

Setelah site audit selesai, saya cek hasilnya. Rekomendasi internal link dari Ahrefs bisa dibuka dari menu Site audit, lalu menu link opportunities.

Hasilnya seperti di bawah ini.

rekomendasi internal link dari ahrefs
(klik untuk memperbesar)

Cara bacanya mudah sih:

  • Source page : ini rekomendasi tempat kita nyimpen internal link.
  • Source total traffic : data visitor per bulan ke artikel source page. Biasanya ngga akurat ini teh.
  • Keyword : target keyword yang mau di naikin, sekaligus jadi anchor text internal link.
  • Keyword content : sepintas kalimat/konten sebelum dan sesudah keyword di source page. Keyword-nya sendiri adalah kata atau frase yang di bold.
  • Keyword search volume : volume bulanan dari keyword target.
  • Keyword difficulty : tingkat kesulitan atau persaingan, versi ahrefs.
  • Target page : ini URL artikel yang mau dinaikin. URL ini yang dimasukan dalam internal link di source page.
  • Target position : ranking awal dari target page untuk keyword content di atas.
  • Target traffic : ini perkiraan trafik dari target page (versi ahrefs).

Implementasi rekomendasi internal link

Selanjutnya mah saya langsung lakuin aja sih rekomendasi internal link dari Ahrefs di atas.

Btw, di bagian keyword content dalam hasil audit, kadang ada beberapa keyword yang sama, yang di bold. Ngga berarti harus semuanya dikasih internal link. Pilih satu aja kalau saya mah.

Hal yang saya lakuin:

  • edit dan masukin rekomendasi internal link.
  • diselesaikan secepat mungkin.
  • setelah semua selesai, di submit beberapa biji ke google search console.

Udah deh, tinggal nunggu di crawl dan index ulang oleh google.

Hasil dari rekomendasi internal link

Biasanya, hasil dari edit internal link ngga instan. Butuh waktu.

Untuk blog ini, karena low authority dan visitornya kecil, saya pikir bisa cukup lama. Asumsi saya sih minimal 1-2 bulan baru keliatan hasilnya.

Untuk hasilnya, bisa berupa:

  • Ada kenaikan impresi, trafik, dan ranking. Bisa salah satu, 2, atau ketiganya.
  • Ada penurunan impresi, trafik, dan ranking. Bisa salah satu, 2 atau semuanya.
  • Ga ada perubahan.

Nah, untuk hasilnya setelah beberapa bulan;

Statistik dari Google Search Console :

hasil gsc

Secara umum ada penurunan dibanding sebelum pakai rekomendasi ahrefs secara full.

Statistik dari Google Analytics :

hasil analytics
Sama aja, terlihat penurunan dari visitor yang masuk.

Selain itu dari hasil cek beberapa keyword, ternyata ada penurunan juga. Sebelumnya keyword-keyword ini masih ada di halaman pertama meskipun ngga ngeranking. Setelah test update internal link ini, ada penurunan ranking cukup lumayan.

Misalnya saja topik cara riset keyword. Sebelum update, masih ada di halaman pertama. Kayaknya ngga lama setelah update internal link, hilang dari halaman pertama.

hasil ranking kw 1
klik untuk memperbesar

Dari kolom Position Difference (paling kanan) terlihat rata-rata minus.

Dari beberapa keyword lain, secara garis besar mah kondisinya sama.

Kecuali di jenis keyword yang kebetulan saya rada optimasi artikelnya, atau keyword yang emang dikit persaingannya. Rata-rata ngga berubah banyak.

Kesimpulan Sementara

Sebelum praktekin rekomendasi internal link dari Ahrefs di blog ini, saya udah ada perkiraan sih. Perkiraan awal saja mah emang bakal turun.

Alasannya, karena melihat rekomendasi Ahrefs banyak yg ngga nyambung. Baik dari target url, ataupun rekomendasi anchor text. Dari rekomendasi anchor text, saya pikir bakal gampang banget kena over optimize.

Terus kenapa dipraktekin?

Karena penasaran aja sih..wkwkk

Tapi, ada catatan juga:

  • Testing ini terbatas banget. Hanya di satu blog ini saja.
  • Saya cuma tes di blog ini yang berbahasa Indonesia. Di bahasa lain (inggris misalnya), mungkin Algoritma Ahrefs lebih bagus. Saya ga berani tes secara blog-blog bhs Inggris saya, jalan monetize-nya. Tapi kalau sekilas di cek mah sama aja sih.
  • Ga ada testing pembanding ataupun control. Cuma ngandelin posisi ranking rata-rata sebelum dan sesudah internal link dari Ahrefs dilakuin.

Yah intinya mah, untuk saya pribadi, optimasi internal link dengan logic dan setting sendiri secara manual hasilnya lebih sepadan dibanding rekomendasi Ahrefs.

What’s next?

Kalau misalnya saya optimasi ulang internal link di blog ini, dengan target keyword-keyword tertentu, apakah bisa tercapai?

Kayaknya sih jadi penasaran juga. Kebetulan juga internal link blog ini posisinya sekarang lagi acak-acakan setelah praktekin rekomendasi Ahrefs.

Tak coba tes aja ntar.. wkwkk

3 pemikiran pada “Studi kasus optimasi internal link menggunakan Ahrefs”

  1. Wah keren nih, izin praktek caranya.. Saya internal linknya selalu full judul dari artikel yang mau dinaikin, biasanya saya bikin call to actionnya dlu. Kalau seperti ini kira-kira bagus gak ya?

    Balas

Tinggalkan komentar