Cara Internal Link & Silo Struktur (Optimasi On Page)

Internal link adalah salah satu cara yang mudah dilakukan untuk optimasi SEO On Page. Di artikel ini saya bahas tentang internal link untuk optimasi on page di web kita.

Saya tuliskan cara menggunakan internal link agar hasilnya optimal, konsep penggunaan, dan cara memanfaatkannya untuk ngerangking artikel baru ke halaman pertama di google lebih cepat.

Intinya sih, semua hal yang saya tahu dan saya gunakan seputar internal link. Saya pikir ini cara optimasi seo on page yang mudah dilakukan. Sayang kalau ngga dilakuin.

Biasanya, bicara tentang internal link suka nyerempet ke Silo Struktur dalam website. Ini hal yang serupa, tapi tidak benar-benar sama.

Kita bahas aja sekalian nanti ya. Saya coba tuliskan dari dasar beserta keterangan istilahnya, agar rekan-rekan yang baru mengenal blogging bisa faham juga.

Pengertian Internal Link

Internal link adalah tautan atau link yang ada di dalam satu artikel, menuju ke artikel lain yang ada di dalam website yang sama. Kebalikannya adalah eksternal link; link dari dalam satu halaman website menuju ke halaman di website lain.

Contohnya seperti ini -> review web hosting terbaik. Link ini menuju ke artikel review web hosting yang masih ada didalam blog ini.

Satu hal yang akan selalu bersentuhan dengan internal link adalah Anchor text.

Anchor text adalah kata atau frase yang kita jadikan link dalam halaman website. Di contoh di atas, anchor text-nya adalah review web hosting terbaik. Ini perlu kita fahami dulu karena nanti akan kita gunakan dalam optimasi internal link.

Manfaat Internal Link

Beberapa manfaat dari menambahkan internal link dalam artikel di blog antara lain;

  • Bikin visitor betah. Jika dilakukan dengan benar, bisa membuat visitor betah browsing di web kita. Pada akhirnya membuat user experience lebih baik.
  • Memperbaiki struktur website. Dengan internal link, kita bisa mempermudah navigasi visitor di website kita. Selain itu juga mempermudah bot mesin pencari untuk crawl semua artikel yang ada di blog kita. Efeknya, website lebih mudah terindex dan cenderung mendapatkan peringkat lebih baik di search engine (google, bing, dll).
  • Hemat backlink. Optimasi offpage, terutama backlink, itu butuh waktu dan biaya yang lumayan. Dengan mempergunakan teknik internal link yang baik, kita bisa lumayan berhemat waktu dan biaya karena artikel kita akan lebih mudah untuk ngerangking.
  • Mempermudah artikel baru untuk masuk ke halaman pertama mesin pencarian. Dengan sedikit trik, artikel yang baru dibuat bisa lebih mudah ngerangking.

Manfaat favorit saya mah sih, dengan internal link yang terstruktur, artikel yang baru dibuat bisa lebih mudah ngerangking di google. Sering kali cukup dengan internal link saja, tanpa backlink atau optimasi offpage lainnya.

Kalaupun diberi backlink,  jumlahnya ngga butuh banyak biasanya. Kuncinya hanya di pemilihan artikel sumber internal link saja.

Caranya? ada dibagian selanjutnya artikel ini ya.

Btw ini contoh hasil optimasi internal link di salah satu blog saya. Beberapa keyword yg saya target dan dibikin artikelnya sebulanan kemarin, sudah mulai ada hasilnya (target keyword lokal). Semuanya tanpa backlink, mengandalkan internal linking antar artikel aja..

tutorial internal link website
Data dari ahrefs

OK, selanjutnya kita masuk ke tips seputar internal link saja ya, biar bisa langsung dipraktekan.

Catatan: Ini cuma best practise yg saia lakuin, dan buat sy sendiri mah hasilnya lumayan membantu. Minimal rada hemat backlink buat ngerangking artikel di page one.

Barangkali aja cocok dan bisa dimodifikasi lagi oleh rekan-rekan sesuai keperluan.

Cara Merangking Artikel Lebih Cepat

Tepatnya sih sedikit lebih cepat.

Intinya adalah dengan memberikan internal link dari artikel yang sudah ngerangking di halaman pertama, kepada artikel lain di website kita.

Artikel disini bisa berupa artikel yang baru diposting, ataupun artikel lama yang masih belum ngerangking di google search.

Artikel yang sudah masuk ke halaman pertama google di asumsikan sudah memiliki power yang lumayan. Biasanya internal link yang berasal dari artikel ini mampu mengangkat peringkat dari artikel baru di google.

Bagaimana cara menentukan artikel sumber internal link yang ideal?

Saya biasanya menggunakan Ahrefs untuk melihat artikel yang sudah masuk halaman pertama. Tapi, kita bisa juga menggunakan google analytics atau google webmaster tool (google search console). Dua-duanya gratis.

Kita bahas saja langsung caranya. Secara garis besar kira-kira begini;

Menggunakan Ahrefs:

  • masukan web kita ke site explorer di Ahrefs
  • klik menu Top Pages
  • Pilih url artikel yang satu topik dengan artikel yg baru kita bikin, sebagai tempat menyimpan internal linking

Menggunakan Google analytics:

  • Klik menu acquisition > search console >landing pages >
  • Di kolom Clicks, urutkan dari yg terbesar
  • Pilih url artikel yang satu topik dengan artikel yg baru kita bikin, sebagai tempat menyimpan internal linking

Menggunakan Google webmaster:

  • Klik menu search analytics > ceklis pilihan position > pilih menu pages
  • Di kolom Clicks,urutkan dari terbesar atau bisa juga dari kolom position
  • Pilih url artikel yang satu topik dengan artikel yg baru kita bikin, sebagai tempat menyimpan internal linking

Kebetulan ada beberapa studi kasus yang saya bikin berkaitan dengan optimasi internal link ini. Bisa rekan-rekan lihat di link berikut;

OK< sekarang kita masuk ke langkah-langkah detailnya.

Mencari Artikel Sumber Internal Link dengan Google Analytics

Saya asumsikan rekan-rekan menggunakan google analytics untuk tracking visitor di website masing-masing. Bisa juga pakai layanan lain seperti yandex metrica, histats, jetpack, stats counter, dan sejenisnya.

Saya pakai google analytics, karena fiturnya lengkap.

Disini kita akan mencari artikel yang potensial untuk dijadikan sebagai sumber internal link.

Ok langsung aja. Caranya:

  1. Buka google analytics website rekan-rekan.
  2. Buka menu Acquisition > Search console, lalu klik Landing pages.
  3. Setting datanya ke 30 hari terakhir (ada di sudut kanan atas).
  4. Setting untuk menampilkan 50 hasil. (menu show row dipaling bawah, pilih 50).
  5. Urutkan berdasarkan Clicks terbesar ke terkecil.

Ini data dari salah satu blog saya:

cara setting internal link
data 30 hari terakhir

Hal yang bisa kita lakukan dari data di atas:

1. Memilih artikel untuk sumber internal link

Tujuannya buat menaikan artikel lain di website. Ini tujuan utama sesuai topik kita kali ini ya.

Kita bisa pilih artikel dengan data jumlah clicks terbesar sebagai sumber internal link yang potensial. Biasanya powernya lumayan buat naikin artikel lain di web kita.

Cara memanfaatkannya;

  1. Pilih artikel-artikel yang akan kita sisipkan internal link, lalu edit.
  2. Sisipkan link ke artikel lain yang mau kita naikan peringkatnya di hasil pencarian google. Usahakan ngga rancu ya, link yang disisipkan sebisa mungkin natural dan mengundang klik dari visitor.
  3. Gunakan topik utama/keyword utama dari artikel yang mau kita naikan sebagai anchor text dari link yang dibuat.

Catatan:

  • Gunakan anchor text yang bervariasi. Misal anda membuat internal link dari 10 artikel. Sebisa mungkin tidak semuanya menggunakan anchor text yang sama. Misalnya saja kita gunakan keyword utama sebagai anchor text di 5 artikel, dan sisanya menggunakan variasi dari keyword utama.
  • Jumlah internal link yang menuju ke satu artikel. Ini tidak ada panduan baku sih, tergantung dari kualitas web. Sebagai panduan awal, anda bisa membuat internal link dari 10 artikel terlebih dulu, lalu dilihat hasilnya. Jika kurang baru ditambah lagi.

Seperti itu aja sih cara memanfaatkannya mah. Cukup simpel saya rasa.

Btw kalau penasaran, kita juga bisa lihat keyword apa saja yang diranking oleh satu artikel di website kita. Caranya, klik aja setiap landing pages, ntar bakal muncul keyword -keyword apa yang di ranking oleh artikel tersebut.

2. Tempat potensial untuk menyimpan CTA (Call to Action)

Misalnya saja kita punya beberapa landing page/artikel jualan, affililiate, dll. Artikel-artikel dengan click yang besar bisa jadi tempat potensial buat menyalurkan visitor yang datang ke halaman landing page kita.

Tinggal pasang CTA kita di tempat strategis artikel tersebut.Misalnya di setelah paragraf 2, dibawah image, dll. Testing-testing juga penempatannya biar lebih optimal. Kalau perlu bisa pakai bantuan heatmap juga semacam yandex metrica, smartlook, clickheat, dll.

Cara ini bisa dipakai ke web baru?

Bisa aja sih. Kita bisa pantau web yang baru dibuat, lihat konten mana yang udah mulai ngerangking, dan gunakan sebagai sumber internal link ke konten lain atau ke konten baru.

Sama aja caranya dengan langkah-langkah di atas.

Di bawah ini screenshot hasil dari melakukan trik di atas.

trik cepat internal link

Screenshot di atas dari salah satu web micro niche yang baru saya bikin. Saya baru aja bikin internal link dari artikel yang udah ada klik visitor ke artikel yang masih nol, ga ada visitor.

Idealnya sih mulai optimasi dengan cara ini kalau web kita udah punya cukup visitor per hari. Minimal di 50 visitor ke atas kalau saya mah. Tapi kalau mau mulai sedari awal juga ga masalah.

Mencari Artikel Sumber Internal Link dengan Google Search Console

Jika di artikel sebelumnya menggunakan google analytics, nah disini kita menggunakan data dari search console google (webmaster tools).

Ada sedikit perbedaan, tapi pada intinya mah sama aja.

Melihat Backlink

Pada intinya, di trik yang ini kita mencari artikel di web kita yang memiliki backlink (link dari website lain).

Kita bisa pilih artikel yang memiliki banyak backlink sebagai sumber internal link yang potensial, ke artikel lain. Bisa juga memilih artikel yang memiliki backlink dari website tertentu yang kita anggap kuat.

Konon, katanya artikel yang punya banyak backlink ataupun yang punya backlink dari website gede, mempunyai power yang kuat untuk menaikan artikel lain di website kita. Jadinya cocok banget buat dijadikan sumber internal link.

Caranya, langsung aja ya:

  • Buka search console google.
  • Lihat menu search analytics > Links to your site. Ntar muncul dua kolom data.
cara cek backlink web sendiri
dari google search console

Banyaknya Backlink Ke Artikel

Pertama kita lihat artikel mana aja yang mendapatkan backlink terbanyak. Silahkan klik ke menu More di kolom Your most linked content.

cara cek backlink web sendiri untuk optimasi

Nanti di kolom Your Pages akan muncul artikel mana aja yang punya backlink. Artikel-artikel dengan backlink cukup banyak bisa kita prioritaskan menjadi tempat menyimpan internal link ke artikel lain yang mau di optimasi di website kita.

Penasaran website mana aja yang memberi backlink ke artikel tersebut? klik aja link halaman web kita yang ada di kolom your pages, nanti muncul list website yang memberi backlink ke halaman tersebut.

Masih penasaran di artikel mana aja si web di atas ngasih backlink ke website kita? tinggal klik lagi domain yang di inginkan. Ntar muncul daftar halaman yang memberi backlink ke website kita.

Domain

Bisa juga memilih artikel tertentu yang punya backlink dari website yang kita anggap bagus sebagai sumber internal link.

Caranya lihat lagi gambar pertama, lalu klik menu more di kolom Who link the most.

cek domain yang memberi backlink
yg di blur itu moneysite sy yg lain :p

Selanjutnya klik pada domain yang rekan-rekan pilih, nanti akan muncul artikel mana aja di website kita yang mendapatkan backlink dari sana. Nah kalau di klik lagi list artikel kita, ntar bakal muncul dari halaman mana di website tersebut backlinknya berada.

Silahkan catat dan gunakan sebagai sumber internal link juga ntar.

Bagus mana cara di artikel sebelumnya dengan cara di artikel ini?

Sama aja. Saya mah pakai dua-duanya.

Menggunakan google analytics seperti di artikel sebelumnya, biasanya cepat untuk mengindex artikel baru dan menurunkan bounce rate (selain ngedongkrak ranking artikel target). Menggunakan google search console, ini lebih ke menyebarkan link juice dari backlink yang di dapat aja.

Sejauh ini mah efeknya sama-sama bisa menaikan artikel lain yang mau kita optimasi.

Apa Lagi Manfaatnya?

Nah, kalau rekan-rekan suka melakukan outreach buat mendapatkan backlink, trik dan data di artikel ini bisa kita manfaatkan juga.

  • Cari website yang memberikan backlink ke web kita, lihat backlinknya datang dari artikel mana.
  • Lihat siapa yang bikin artikel tersebut; adminnya langsung atau penulis/kontributor (kalau dari website gede). Jika admin langsung, kita bisa hubungi via halaman kontak. Jika penulis/kontributor, cari emailnya kalau ada.
  • Lihat artikel lain di website kita yang satu topik dengan artikel lain di website yang sebelumnya ngasih backlink tersebut.
  • Hubungi admin atau kontributornya. Ucapkan terima kasih udah mention web kita di artikel web tersebut, terus kasih info kalau kita juga ada artikel lain yang satu topik dengan artikel web tersebut. Tawarkan sebagai sumber juga.

Cara ini kadang berhasil, seringnya sih gagal. Tapi ngga rugi juga sih, toh cuma modal ngirim email aja.

Mencari Sumber Internal Link Dengan Google Index

Cara yang ini saya kutip langsung dari artikel di blog ahrefs. Sebelumnya ngga kepikiran pakai cara seperti ini.. wkwk

Disini kita memanfaatkan artikel yang sudah ada di website, dicari frase/keyword yang sudah ada, dan langsung dimanfaatkan sebagai anchor text internal link.

Misalnya saja, saya bikin artikel tentang tutorial Google Analytics di blog ini.

Setelah saya bikin artikelnya, selanjutnya saya cari artikel lain yang akan saya simpan internal link ke artikel yang baru dibikin tersebut.

Cari langsung di index google dengan search operator Keyword artikel site:websitekita.com.

Dari contoh di atas, saya cari di google dengan Google analytics site:irvantaufik.me

Hasilnya;

google index
google index

Selanjutnya tinggal kita buka artikelnya, lalu edit dan tambahkan internal link ke artikel yang baru di bikin.

Untuk versi video bisa rekan-rekan cek langsung di video dibawah ini aja ya.


Mengenal Silo Struktur

Nah, ada satu istilah yang berkaitan erat dengan teknik optimasi internal link. Silo Struktur.

Secara sederhana, silo struktur bisa dikatakan sebagai cara melakukan internal link antar artikel dalam satu website, dengan dikelompokan berdasarkan pada topik bahasan yang sama.

Intinya itu saja.

Biasanya yg menggunakan silo struktur punya cara/sistem sendiri. Ada yang benar-benar kaku, ngga ada link ke halaman lain kecuali yang satu topik, sampai related post pun dihilangkan dari artikel. Ada juga yang simpel, cukup menggunakan internal link dalam artikel saja.

Untuk saya pribadi, cuma ambil simpelnya saja sih. Cukup dengan menggunakan internal link dalam artikel saja. Alasannya, karena ngga mau mengurangi user experience dari visitor, agar visitor tetap nyaman saat berkunjung ke website saya.

Sejauh ini hasilnya sama aja sih..

Apa Manfaat Silo Struktur?

Ada beberapa manfaat dari menggunakan silo struktur di website kita;

  • Relevansi topik yang lebih baik. Artikel kita nanti hanya akan memberikan internal link ke artikel lain yang masih satu topik. Biasanya nanti akan menaikan interaksi visitor di website kita, dan pada akhirnya membuat website kita lebih baik di mata mesin pencari.
  • Lebih mudah merangking. Kombinasi antara relevansi topik yang kuat dengan internal link yang terstruktur akan membuat artikel kita lebih mudah untuk ngerangking ntar.
  • Link juice lebih kerasa. Saat diberi backlink (ke homepage, artikel utama, atau artikel pendukung) artikel yg lainnya juga ikut naik, meskipun berbeda-beda.
  • Rata-rata artikel baru lebih cepat keindex nantinya
  • Hemat backlink. Biasanya tidak perlu terlalu banyak backlink untuk ngerangking di satu topik. Tentunya tergantung tingkat kompetisi juga sih.

Apakah menggunakan silo struktur saat membangun website itu wajib?

Ngga juga. Hanya saja manfaatnya cukup terasa kalau menggunakan silo struktur. Tapi, tidak juga ngga masalah kok. Cukup dengan internal link yang relevan, hasilnya juga bagus.

Bagian dari Silo Struktur

Secara umum, ada tiga hal yang membentuk silo struktur di satu website;

  1. Konten/Artikel utama. Ini adalah artikel dengan topik yang memang kita targetkan untuk ngerangking di mesin pencari. Bisa berupa topik dengan jumlah pencarian besar, bisa juga halaman jualan, atau hal lainnya yang anda anggap penting.
  2. Konten/Artikel pendukung. Ini adalah artikel lain/tambahan yang mempunyai topik yang berkaitan dengan artikel utama di atas.
  3. Skema internal link. Setiap artikel pendukung memberikan internal link ke artikel utama, dan ke artikel tambahan lainnya (ngga harus semua). Opsional aja: artikel utama juga bisa memberikan internal link ke artikel pendukung, jika dirasa perlu.

Bingung memahaminya? jika iya maafkan saya ya.. rada bingung merangkai kata nya.. haha

Kita coba lanjut aja dulu ke penjelasan selanjutnya.

Cara Aplikasi Silo Struktur Di Website

Ada dua cara yang bisa dilakuin, menyesuaikan dengan kondisi website kita juga.

  1. Optimasi silo struktur di website yang sudah berjalan
  2. Optimasi silo struktur di website baru.

Di website yang udah berjalan, caranya rada berbeda. Misalnya saja anda punya website tentang kuliner, sudah berjalan dan memiliki visitor.

Cara aplikasi silo struktur di website yang sudah berjalan;

    • Kelompokan artikel berdasarkan topik yang sama. Misalnya kuliner di Bandung, kuliner di Jogja, Kuliner tradisional, dll.
    • Di satu kelompok topik yang sama, pilih salah satu artikel sebagai artikel utama. Kita bisa pilih berdasarkan volume pencarian terbesar di google, berdasarkan artikel yang paling banyak visitornya, dll. Bebas. Atau jika perlu, bikin satu artikel baru khusus untuk artikel utama.
    • Buat internal link antar artikel yang satu topik tadi.
    • Buat juga internal link dari setiap artikel dalam satu topik tadi, menuju ke artikel utama.
    • Ulangi langkah-langkah di atas pada topik yang lain.

Secara garis besar, langkahnya seperti itu saja. Biasanya sudah cukup.

Untuk aplikasi silo struktur di website baru, biasanya lebih mudah. Hal ini karena konten belum dibuat, sehingga kita bisa bikin planning sedari awal. Selain itu juga lebih mudah saat membuat internal link nanti.

Aplikasi silo struktur di website baru, erat kaitannya dengan cara riset keyword. Pada intinya mah, keyword yang kita kumpulkan dikelompokan terlebih dulu berdasarkan topik yang sama. Selanjutnya ditetapkan mana keyword yang kita jadikan topik/artikel utama, dan mana keyword yang menjadi topik/artikel pendukung.

Kalau yg saia lakuin saat riset keyword, hal pertama yg di cari adalah keyword utama, antara 1 – 5 keyword untuk awalnya.

Kita langsung ke contoh aja ya..

Contoh Aplikasi Silo Struktur

Untuk setiap keyword utama, sy siapin juga beberapa keyword pendukung yang masih dalam satu topik.

Contoh gampangnya misalkan;

Keyword utama : bisnis online.
Contoh keyword pendukungnya : peluang bisnis online, bisnis sampingan, sukses bisnis online, cara memulai bisnis online, contoh bisnis online, bisnis online tanpa modal.

Semua keyword pendukung itu dijadikan topik artikel tersendiri.

Intinya yang saya lakukan saat merencanakan silo struktur di website;

    • Siapkan beberapa artikel utama.
    • Siapkan artikel pendukung. Setiap artikel utama butuh minimal 4 -6 artikel pendukung.
    • Satu artikel utama + artikel pendukungnya kita anggap sebagai 1 kelompok (silo)
    • Lakukan internal link antara setiap artikel pendukung dalam 1 kelompok (silo).
    • Setiap artikel pendukung memberikan link ke artikel utamanya, dengan anchor text bervariasi. Misal 50% menggunakan anchor text keyword utama, sisanya anchor text menggunakan variasi dari keyword utama.
    • optional : artikel kw utama bisa juga memberikan internal link ke artikel kw pendukung yang relevan.

Gitu doangan sih intinya mah

contoh internal link dengan silo struktur
contoh internal link dengan silo struktur

Contoh lainnya:

Keyword utama : VGA terbaik
Keyword pendukung : Merk VGA paling terkenal, teknologi VGA terbaru, fungsi utama VGA, apa saja jenis VGA.

Setiap artikel pendukung saling memberikan internal link, dan setiap artikel pendukung memberikan internal link ke artikel keyword utama (VGA terbaik).

Contoh lainnya;

Contoh Internal Linking Dengan Topical Relevance Yang Kuat

Salah satu tips paling mudah dalam praktekin internal linking/simple silo dengan topical relevance yang kuat adalah dengan menggunakan artikel jenis listicle untuk keyword/artikel utama.

Kalau masih bingung, salah satu niche yang cukup mudah buat praktekin ini di niche traveling/wisata, terutama yg target lokal. Banyak keyword di niche ini yang bisa di bikin listicle, dan punya volume pencarian gede.

Topical relevance = simpelnya mah artikel-artikel yang dibikin masih dalam satu cakupan topik yang sama.

Contoh praktek misalnya:

  • Keyword utama : tempat wisata di Legok Hangseur
  • Judul Artikel listicle yang dibikin : 13 tempat wisata di Legok Hangseur Ini Bikin Kamu Ingat Mantan
  • Isi artikel : Beberapa paragraf pembuka dan penutup, dan daftar 13 tempat wisata di legok Hangseur disertai deskripsi singkat .

Jenis artikel gini mah umum dibikin di blog-blog wisata kan ya? informatif, banyak dicari, dan emang dibutuhin infonya oleh visitor.

Nah, tambahannya adalah;

  • setiap tempat wisata di Legok hangseur di atas kita bikin artikel lengkapnya satu-satu, sebagai artikel pendukung.
  • setiap artikel pendukung diatas memberikan internal link ke artikel utama (tempat wisata di legok hangseur)
  • artikel utama bisa memberikan link ke setiap artikel pendukung yg dibikin.

Gitu aja.

Dengan cara simpel ini, satu kelompok artikel utama dan artikel pendukung bakal punya topical relevance yang kuat, dengan internal link yang ok dalam satu topik yang sama. Imbasnya yang sy rasain mah, keyword yang di bidik lebih cepat naik dan lebih awet di halaman pertama google.

Ngga cuma keyword utama, tapi keyword pendukungnya juga.

Untungnya dua arah. Artikel utama masuk page one, artikel pendukung biasanya ikut terdongkrak naik. Kalau artikel-artikel pendukung yang masuk page one duluan, artikel utama ntar ikut ke gerek naik juga.

Overall ntar satu topik itu bisa dikuasai blog kita, dan jadi authority lebih mudah.

Dengan model listicle+artikel pendukung gini, apa ngga terjadi kanibal target keyword?

Sejauh ini mah jarang terjadi. Kita mainkan aja anchor text dari internal link yang dibikin, dan anchor text dari backlink.

Gitu aja sih, semoga membantu. Kalau ada salah atau kurang mohon maaf ya

Kesimpulan:

Dari artikel di atas, ada beberapa kesimpulan yang bisa kita ambil;

  • Internal link adalah salah satu best practise yang direkomendasikan untuk dilakukan saat kita membangun website. Mudah dilakukan, dan hasilnya terasa banget.
  • Internal link mempunyai banyak manfaat, salah satunya bisa mempercepat artikel website kita merangking di mesin pencari (google).
  • Silo struktur sama dengan internal link, hanya saja dikelompokan berdasarkan topik yang relevan.
  • Skema silo struktur tidak wajib untuk digunakan di website kita.

Sepertinya segini dulu bahasan tentang internal link ini ya. Saya mohon maaf jika ada yang kurang jelas, murni karena keterbatasan kemampuan saya menuliskannya saja.

Silahkan tinggalkan pertanyaan di komentar jika ada yang kurang jelas. nanti akan saya reply, tentunya sesuai dengan yang saya ketahui saja.

67 pemikiran pada “Cara Internal Link & Silo Struktur (Optimasi On Page)”

  1. pembahasan kepanjangan dan tidak terarah, malah bingung sama panduannya.

    tolong kasih tau saya, apakah artikel saling memberi internal link atau hanya ke pillar?

    Balas
  2. mantep mas,

    mau tanya nih, enaknya buat internal link dari voll kecil ke voll besar? apa hajar saja yang mau dioptimasi?

    trus misalnya gini. artikel A di page 1 mau di link artikel baru B. Karena ada kaitan, artikel B ngelink ke artikel A. itu bagus gak mas dari segi seo atau apalah namanya.

    Maaf pertanyaan newbie

    Balas
  3. Mas irfan ini bener2 praktisi bngt. Lama saya mendambakan membaca artikel panjang dan gak bosen cuman disini.

    Isinya juga sarat pengalaman . Izin belajar banyak di sini mas. Dari nubi yg bikin blog g sukses sukses.

    Balas
  4. Makasih tutorialnya om. Boleh nanti sy praktekkan ke website saya. Selama ini kasih internal linknya masih random aja. Selama masih ada yang nyambung sama artikel/setema, saya kasih internal link. Ga taunya ada rumusnya juga toh… Wah masih perlu byk belajar lagi nih. BTW trims ya om tips2 nya. Moga makin sukses.

    Balas
  5. lengkap banget suka sama blog ini, tulisannya juga bagus dan ilmunya ga setengah setengah kaya pembahasan di web lain.

    yang ingin saya tanyakan, kalau membangun sturuktur seperti itu tetapi ke website yang berbeda bagaimana? kira kira aman kah?

    Balas
  6. Bismillah, mau tanya mas..
    Saya kan sudah terlanjur di post itu semacam kanibal konten, nah mau dirubah. Pertanyaan saya gini mas :

    1. Apakah artikel pos di copy dan dipindah ke laman lalu di redirect urlnya?
    2. Bagaimana cara agar layout laman bisa kayak layout post? Gak melebar, saya menggunakan mediumish theme, gangerti cara ngubahnya. Di atribut laman juga gada pilihan buat kayak di pos.

    Terimakasih sebelumnya..

    Balas
    • ngga masalah. Ngasih link ke tag/kategori bisa juga kalau kit aemang mau naikin halaman tag atau kategori tersebut.
      Ada juga teori yg bilang ngasih internal link ke tag/kategori bisa naikin relevansi topik secara umum..bisa di tes aja

      Balas
  7. Halo mas Irvan, selamat malam

    saya ingin sedikit bertanya,
    contoh :
    kw utama : air putih terbaik
    kw pendukung : kandungan air putih, sumber air putih, cara memilih air putih

    berarti nanti saya link mulai dr ke 3 artikel kw pendukung ke artikel kw utama
    lalu dari kw utama saya tembak lagi ke home page

    pertanyaan saya menurut mas irvan home , atau artikel kw 1 yang harus saya backlink ? atau cukup backlink homepagenya nanti artikel kw 1 sudah dapat tenaga dari backlink homepage.

    selanjutnya website saya sudah jadi lama dan sudah ada artikelnya. apakah saya boleh mengunakan artikel yang sudah ada di dalam untuk menjadi kw pendukung dan kw utama jadi saya tidak perlu membuat artikel baru lagi?

    mohon bantuannya.

    sebelumnya saya ucapkan terima kasih.

    Balas
    • – Dari artikel utama ngga perlu ngasih link ke homepage, kecuali jika homepagenya memang berupa landing page dan mau om naikin juga.
      – Backlink diarahkannya bebas sih, bisa ke artikel utama ataupun pendukung. Idealnya, keduanya di backlink. Tapi bisa juga ke salah satu aja sambil dilhat progressnya gimana.
      – Silo cuma struktur websitenya aja sih om, jadi bisa pakai artikel lama ataupun baru. Ngga masalah keduanya juga.

      Balas
  8. Panduan yang benar-benar memandu kita dalam mengelola blog. Praktis dan lengkap. Semoga manfaatnya benar-benar nyata. Terima kasih banyak Mas atas panduannya. Semoga Tuhan memberkati usaha Anda dan terus sukses.

    Balas
  9. Halo mas Irvan, Salam

    Mau tanya dong, boleh gak di update contoh penerapan silo untuk yang ini

    Keyword utama : VGA terbaik
    Keyword pendukung : Merk VGA paling terkenal, teknologi VGA terbaru, fungsi utama VGA, apa saja jenis VGA.

    Dalam bentuk struktur gambarnya, biar lebih mudah dipahami kalau ada gambar struktur internal linknya.

    Balas
    • tergantung kebutuhan aja, kalau memang homepage mau dinaikin/berupa landing page bisa aja..
      Sy kebetulan jarang, karena kebetulan jarang pakai homepage sebagai landing page

      Balas
  10. Mas mau tanya.. ini artikel ane udah mulai masuk page one..
    Kalau post yang buat ngedongkrak diganti internal linknya,
    apakah akan bikin tenggelem postingan yang di internal link sebelumnya?

    Balas
    • Tergantung sih, ada yang jadi turun lagi, ada juga yang tetap bertahan..biasanya yg bertahan itu yg dapet ctr bagus dan visitor lumayan. Bagusnya mah nambah internal link aja di artikel pendukungnya, ngga sambil delete internal link yang udah ada..kecuali kalau emang bener-bener diperlukan

      Balas
  11. Tadi saya lihat di forum luar soal “silo”. Agak kurang faham arena mungkin kemampuan bahasa Inggris masih cetek jadi langsung search seputar optimasi silo, lalu nemu artikel dari Mas Irvan Taufik. Alhamdulillah sekarang sudah faham hehe. Makasih mas, jelas banget penjabarannya.

    Balas
  12. Dear pak Irvan,

    Saya banyak membaca ulasan mengenai SILO dengan satu niche, bagaimana kalau kita punya web gado-gado yg punya banyak niche?

    Balas
  13. Tentang kategory gan. Misal ada 2 artikel pilar dengan keyword wisata bandung dan wisata bogor. 2 artikel pilar itu masuknya ke kategory jawa barat. Nanti di related post nya kan otomatis nampilin artikel pilar 1 dan 2 beserta turunannya, karena related postnya by kategori. Apakah itu tidak merusak silonya gan? Atau bagaimana pendapat agan?

    Satu lagi gan. Recen post, popular post yang ada di sidebar itukan pasti beda2 artikel pilarnya. Iti kira2 ngerusak silo juga gak?

    Maaf njlimet pertanyaannya.

    Balas
    • Sedang mencari jawaban dari pertanyaan yang sama juga nih, semoga ada yang jawab 😀

      Saya baca dari salah satu blog dan berniat menerapkan silo ketat di mana katanya internal link hanya boleh dari artikel pendukung menuju artikel utama tapi tidak sebaliknya. Karena kalau artikel utama juga kasih link ke artikel pendukung maka hirarkinya jadi kacau, katanya sih begitu. Jika diperlukan, artikel utama hanya boleh link ke artikel utama yang punya relevansi atau ke hirarki yg lebih tinggi misal kategori, page, maupun homepage.

      Setelah membaca tulisan tersebut, saya sampai menghilangkan sidebar karena berpikir artikel lintas topik di sidebar akan dihitung sebagai internal link. Kemudian kepikiran tentang related post yang kasusnya sama seperti pertanyaan agan atas ane, baiknya gimana ya?

      Semoga ada pencerahan 😀

      Balas
    • Kalau sy intinya sih artikel yang masih satu topik aja om, yg masih nyambung isinya. Untuk kategori, sy cuma pengelompokan artikel aja..untuk kebutuhan visitor biar gampang nyari konten lain. ngga masalah kalau nanti dalam prakteknya 1 artikel masuk ke bbrp kategori

      Balas
  14. Ini kang, saya mau nanya sedikit :

    Kalau artikel pendukung, wajib gak ada search volumenya? Maksud saya, gak apa-apa kalau artikel tersebut cuma dibaca sedikit setiap bulannya?

    Dan ini silonya udah bener belum ya?

    1. Artikel Utama : Cara Menghilangkan Komedo

    2. Artikel Pendukung : 1. Manfaat Buah Untuk Menghilangkan Komedo 2. Mitos Tentang Komedo 3. Seputar Komedo.

    Di artikel saya baca ada yang fleksibel ada yang nggak ya. Rencana saya mau nerapin SILO yang ketat, ini harus benar-benar satu topik berarti?

    Misalnya artikel Cara Menghilangkan Komedo > Nggak boleh disambung sama cara menghilangkan jerawat?

    Jujur, masih puyeng juga soal SILO ini. Tapi baca di blog ini udah banyak tercerahkan Alhamdulillah.

    Hatur nuhun.

    Balas
    • Sebisa mungkin tetap ada volume pencariannya, ngga masalah kecil juga.

      iya om, kira-kira seperti itu. Artikel utama fokus ke cara menghilangkan komedo, artikel pendukung fokus ke topik selain cara menghilangkan komedo.

      Di model silo yang ketat, ngga nge link ke artikel diluar topik silonya. Tapi sy pikir model yg ketat kurang enak buat UI dan visitor. Kalau sy, artikel utama satu silo nge link ke artikel utama di silo lain, tapi yg masih dalam satu topik umum. Misal artikel utama komedo, nge link ke artikel utama jerawat. Tapi tidak dari artikel utama komedo, nge link ke artikel utama bisnis.

      Idealnya nge link ke artikel utama di silo lain dilakuin setelah selesai satu silo dibikin

      Balas
    • Kalau saya kondisional aja. Kalau artikel pendukungnya memang dibutuhin untuk memperjelas artikel utama, saya beri link dari artikel utama.

      Tergantung jenis artikelnya juga sih, kalau jenis listicle biasanya sy kasih link ke semua artikel pendukungnya

      Balas
  15. halo bg..
    mau tanya, untuk build internal link, apa harus artikel tersebut terindex/ranking dulu baru di edit internal link ke artikel mana dan sbalik nya?
    lalu di artikel boleh kasi target kw anchor ke homepage gak ?
    terima kasih

    Balas
    • Untuk pasang internal link ngga perlu nunggu keindex dulu, bisa dipasang kapanpun ngga masalah om

      internal link ke homepage sy jarang banget ngasih sekarang mah. Udah ada di link logo, menu sama breadcrumbs. Kecuali kalau homepage berupa artikel panjang, kadang masih suka ngasih link ke homepage dengan anchor text target kw dan turunannya

      Balas
      • siaappp bg
        sudah diterapin…
        tapi ada 1 yg krg paham, pgn nya artikel yg ranking tp malah homepage yg ranking nih
        apa solusi nya bg?
        terima kasih

        Balas
        • Kemungkinan googlenya masih menganggap homepage lebih relevan dibanding artikelnya. Bisa dicoba dikasih backlink dgn anchor text kw target ke artikel yg mau dinaikin. Cek juga index artikelnya ada ngga di google

          Balas
          • apa kabar bg ku ? 😀

            gua bru ngeh nih soal silo bg..
            gni bg.. dari contoh internal link struk silonya, itu ad homepage, kw utama dan support kw nya,

            nah.. ex : kw utama nya jual pulsa online, kw pndkung jual pulsa online murah, pulsa game, agen pulsa surabaya dsb. terus semua artikel pndkung tsb wajib link ke arti kw utama atau optional ? dan di artikel kw utama td di link lagi ke homepage atau tidak ?
            makasih bg.. agak mumet soal silo nihh grrr 🙁

  16. Luar biasa,, artikelnya berisi banget…..baru kali ini saya Nemu artikel daging kayak gini….terlihat kayak ikhlas berbagi tanpa takut kalah bersaing…semoga bermanfaat kang…akan saya coba

    Balas
    • Mana yang lebih bagus
      Memberikan link internal dari pilar ke pendukung atau hanya memberikan link internal dari pendukung ke artikel pilar?

      Balas
  17. Menurut saya ini artikel terlalu kaya akan informasi.. bahasanya lebih mudah di mengerti oleh pemula.. saya bersyukur temui situs web ini udah jadi bahan materi buat praktek informasinya premium tapi gratis.. thanks mas irvan .. yg saya suka dari konten mas irvan kontennya simple dan bahasa nya lebih mudah di serap .. saya berharap mas sukses dan ttep tarus berbagi.. 🙂

    Balas
  18. Sebelumnya terimakasih atas artikelnya mas irvan taufik, sangat bermanfaat untuk menambah wawasan saya mas.

    Oh ya, Saya pernah membaca di suatu situs luar terkait dengan silo strruktur, ada yang bilang bahwa jika kita menggunakan strategi silo, itu tidak boleh termuat internal link yang bersumber dari 2 arah., hanya saja harus diterapkan dari artikel utama menuju ke artikel pendukung. tidak boleh sebaliknya.

    Bagaimana tanggapan anda terkait dengan hal tersebut mas?..

    Terimakasih banyak mas.

    Balas
  19. Sangat keren sekali mas …dg gini mo bkin jga g bakalan bngung ya … artikel.KW utama .. ditamabah bbrapa artikel kw turunan .. sungguh mantul .. .

    Ad yg mo saya tanyain mas .. klo kya gini brati satu artikel g perlu sampe ribuan kata ya ? …

    Balas

Tinggalkan komentar