Untuk studi kasus kali ini, saya tulisin apa yang saya lakuin saat membuat blog affiliate. Saya coba tuliskan mulai dari proses awal memilih domain, hosting, setting, dan hal lainnya (kalau inget).
Sebelumnya, udah ada sih artikel di blog ini yang rada nyerempet ke affiliate blog; artikel soal cara membuat blog micro niche. Tapi isinya ngga fokus ke blog affiliate kayaknya. Saya coba tulis lebih detail disini.
Disclaimer: Pada intinya sih sama aja seperti bikin blog biasa.. Saya bikin artikel ini buat rekam jejak prosesnya aja. Apakah nanti bakal naik atau gagal.
OK Cukup basa-basinya, langsung aja.
Cara Memilih Niche Blog Affiliate
Hal pertama yang saya lakukan adalah memilih niche untuk blog affiliate ini. Garis besarnya mah:
- Cari topik yang menarik untuk saya bikin
- Cari produk affiliate di topik tersebut
Saya pikir ada beberapa cara nyari topik+produk affiliatenya;
1. Googling Niche + Affiliate
Di cara ini, kita pilih niche terlebih dahulu, lalu cek beberapa keyword/topik potensial di niche tersebut. Lalu kita cek juga apakah ada produk affiliatenya.
Misalnya aja niche crypto currency atau forex trading. Kita cek beberapa keywordnya, lalu googling affiliatenya dengan kata kunci+affiliate.
Jika niche blognya lebih umum, misalnya saja pertanian, bisa cari hal yang berkaitan dan kira-kira banyak dicari. Misalnya saja semacam vitamin, pupuk, pakan, ebook, training/kursus, dll.
2. Mulai Dari Produk Affiliate
Di cara ini kita bisa mulai dengan melihat-lihat dulu produk affiliate yang ada. Kita bisa cek produk affiliate di website penyedia affiliate (jvzoo, clickbank, cj.com, impact radius, Envato, ratakan.com, levidio, dll). Bisa juga kita gabung ke affiliate marketplace semacam lazada, bukalapak, amazon, dll, lalu lihat topik yang menarik untuk dibikin blog dari kategori di marketplace tersebut.
Jenis produknya bebas sih mau produk fisik atau digital.
Untuk blog studi kasus ini, saya pilih niche xxxx (rahasia dulu ya), target visitor Indonesia.
Kalau udah nemu niche dan produk affiliatenya, kita lanjut ke langkah berikutnya.
Tentukan Topik/Keyword Blog
Selanjutnya langsung aja lakukan riset keyword. Kalau yang biasa saya lakukan bisa dilihat di sini: cara riset keyword. Beberapa video riset keyword juga bisa rekan-rekan lihat di playlist cara riset keyword, di channel youtube saya.
Untuk keperluan blog studi kasus ini, saya mengelompokan keywordnya dalam 2 kelompok utama aja;
- Commercial investigation keyword. Semacam xx terbaik, review xx, xx dibawah 1 juta, dll. Saya hindari dulu buying keyword karena melihat di page one di rajai website gede semua.
- Informational keyword. Jenis keyword informasi ini untuk menarik traffik aja, ntar di arahkan ke artikel-artikel di kategori pertama di atas.
Untuk jenis kata kunci berdasarkan user intent, bisa di cek di artikel jenis keyword.
Khusus untuk blog affiliate ini, saya juga mencari keyword dengan melihat langsung sitemap kompetitor di halaman pertama. Saya ambil keyword yang kira-kira relevan dengan blog saya aja.
Soal volume keyword, kecil juga saya ambil sih. Mulai dari volume cuma 10/bulan. Beberapa yang ngga ada volume (versi tools riset keyword) saya ambil juga selama terlihat potensial mah.
Intinya sih, saya ngga terlalu memusingkan soal volume keyword. Malah lebih fokus ke volume kecil karena lebih jarang persaingannya. Lagian di affiliate mah yang penting ada konversinya kan ya? Beda kalau kita main di display ads semacam adsense, besarnya trafik berpengaruh kalau disana.
Setelah keyword/topik terkumpul, selanjutnya saya bikin artikelnya aja langsung.
Buat Artikel
Di tahap sebelumnya, saya mengumpulkan sekitar 80 keyword target dulu. Mungkin ntar akan saya tambahin lagi jumlahnya. Untuk tahap awal ini, saya pikir 80 artikel udah cukup lumayan.
Selanjutnya saya bikin artikelnya. Saya putusin untuk beli artikel ke jasa penulis konten, dan juga ke layanan freelancer di projects.co.id.
Kebetulan artikel tersebut udah beres dan udah saya terima. Tapi, ternyata sebagian besar dari artikel tersebut ngga seperti yang saya inginkan, padahal udah dikasih panduan penulisan wkwkk.
Mungkin karena si penulis di freelancer dan jasa konten tidak menguasai topiknya sih. Jadi banyak yang pembahasannya ngga nyambung, bahkan salah.
Saya putuskan untuk publish aja dulu semuanya. Khusus untuk artikel yang ngaco, terpaksa saya benerin dulu dikit-dikit. Minimal isinya ngga salah banget lah.
Rencananya, nanti saya perbaiki satu-satu artikelnya. Terrrrpaksaaaa.
Beli Domain
Sebetulnya sih saya ngga beli domain, karena kebetulan ada stok expired domain yang belum terpakai.
Tapi kalau misalkan pakai fresh domain, saya biasanya melakukan langkah pembelian domain dan hosting setelah order artikel sih. Lumayan bisa mengurangi mentok pengerjaan di tengah jalan ntar.
Kalau beli domain fresh udah jelas lah ya. Kita pilih domain yang brandable, mudah di ingat. Bisa berupa domain PMD keyword, atau brand domain.
Kebetulan saya pakai expired domain yang udah ada backlinknya. Sedikit sih backlinknya, tapi lumayanlah daripada ngga ada.
Nama domainnya lumayan mudah di ingat. Tapi rada deg degan sih, nyerempet ke nama resmi yang lain wkwkk. Mudah-mudahan aja ngga apa-apa.
Saya beli domain disini. Harga cukup murah dan pengaturan data di sana enak ngaturnya.
Cara mencari expired domain bisa di cek di video ini aja.
Sebelumnya domain ini saya aktifkan dan di isi 2 artikel terlebih dulu, lalu dibiarin 2-3 mingguan. Tujuannya buat lihat domainnya masih bagus atau ngga.
Kebetulan hasil tes domain ini bagus, jadinya saya putusin untuk ngebangun blog affiliate di domain ini aja. Niche sebelumnya juga masih rada nyambung dikit sih.
Beli Hosting
Untuk hosting, saya putusin untuk menggunakan hosting ini aja. Sambil tes promo hosting SSD NVME disana, termasuk murah saya pikir mah. Lumayan. Hostingnya lokal dan servernya di Indonesia.
Jika nanti hostingnya kurang memuaskan, mungkin bakal saya pindahin aja ke VPS Vultr (free $100 untuk user baru).
Theme dan Plugin
Untuk theme wordpress, saya pakai Generatepress. Ngga ada alasan khusus, karena enak aja sih pakainya.
Alternatif theme wordpress lain yang saya pakai biasanya Astra, Sanse, atau Mythemeshop. Kalau ingin gratisan tapi tampilan bagus tanpa ribet, bisa pakai kombinasi theme generatepress atau astra dengan plugin Starter Templates. Tinggal import aja layout dari sana, langsung jadi.
Untuk plugin, saya pakai plugin standar aja sih;
- Plugin SEO : Rank Math. Biasanya kalau ngga ini, saya pakai All In One SEO atau SEO Framework. Jarang pakai Yoast. Ngga ada alasan khusus sih, senengnya ini aja.
- Plugin Related Posts by Taxonomy. Pakai ini karena di Generatepress ngga ada fitur related post bawaan.
- Plugin Fastest cache. Kalau ngga, pakai Litespeed Cache. Ini khusus untuk cache website aja.
- Plugin Loginizer. Untuk keamanan dasar doangan, mencegah brute force.
- Plugin WPForms Lite. Khusus untuk form kontak di blog.
- Plugin code snippets. Khusus buat masukin kode-kode tertentu tanpa harus edit file theme manual.
- Plugin classic editor. Karena sampai sekarang masih betah dengan tampilan editor wordpress lama. Pakai Gutenberg kalau bener-bener perlu aja.
Optimasi Onpage
Untuk optimasi onpage, yang saya lakukan biasa aja sih. Sejauh ini baru melakukan hal di bawah ini aja;
1. Optimasi Image
Setiap image dalam post saya optimasi ukurannya agar tidak terlalu besar. Untuk ukuran image, lebar maksimal 700 pixel aja. Untuk tinggi image, menyesuaikan aja nanti.
Setiap image saya optimasi dengan shortpixel, biar ukurannya lebih kecil dan ringan.
2. Optimasi Silo/Internal Link
Secara garis besar, ada tiga jenis produk affiliate dalam blog studi kasus ini. Setiap artikel utama di blog saya bikin berupa artikel model listicle.
Contohnya semacam artikel xxxx terbaik, xxxx di bawah 1 juta, xxx premium untuk window, xxx resmi. Yah kira-kira model gitu lah.
Setiap artikel utama di dukung oleh review produk yang ada di dalam artikel utama. Selanjutnya, saya bikin internal link dari setiap artikel pendukung ke artikel utama, dan dari artikel utama ke artikel pendukung (bolak-balik).
Contoh simpelnya seperti ini:
Misal keyword artikel utama : Antivirus terbaik (bukan keyword target saya, contoh aja)
- Dalam artikel utama bikin review singkat (listicle) dari antivirus yang ada affiliasinya. Misalnya saja McAfee, Norton, Webroot, Bitdefender, Kaspersky, Trend Micro, F-Secure.
- Buat artikel review khusus untuk setiap antivirus di atas.
- Bikin internal link dari artikel review ke artikel utama, dan dari artikel utama ke artikel review.
Gitu doang sih. Standar banget.
Setiap artikel utama dan pendukungnya, saya sebut aja satu silo. Saya tidak bikin internal link antar silo yang berbeda.
Tambahan: Kalau pakai plugin Related Posts by Taxonomy, kita bisa setting related post di bawah artikel ataupun di widget hanya munculin artikel yang masih satu kategori.
Untuk Homepage blog, saya setting statis. Saya isi konten dengan menargetkan satu keyword long tail yang sifatnya umum.
3. Optimasi Featured Snippet
Sejauh ini, setiap keyword target di blog studi kasus ngga ada featured snippetnya. Tapi siapa tahu ntar bakal muncul.
Lagian, artikel kita juga formatnya jadi lebih enak dibaca kalau sekalian di optimasi untuk featured snippet google.
Untuk caranya bisa dilihat aja di artikel cara mendapatkan featured snippet.
Optimasi Offpage
Sejauh ini saya belum melakukan optimasi offpage tambahan. Masih mengandalkan backlink bawaan dari expired domain aja.
Untuk blog affiliate ini, setiap backlink saya arahkan ke homepage aja. Untuk penambahan backlink dan hal offpage lainnya, saya tulisin di bagian rencana aja ntar.
Optimasi Konversi / CRO (Conversion Rate Optimization)
Jujur aja soal ini saya juga masih newbie banget. Sejauh ini cuma beberapa hal doangan yang saya lakuin;
- Meniru apa yang dilakuin web affiliate gede.
- Menggunakan tabel perbandingan
- Bikin artikel first person review. Modelnya mungkin bisa rekan-rekan lihat di artikel review disini. Cuma disesuaikan aja dengan niche blog studi kasus aja.
- Yang lainnya lupa.
Ntar mungkin bakal saya tambahin apa optimasi CRO yang saya lakuin, beserta hasilnya, di update artikel studi kasus ini. Tapi mungkin kalau untuk ini harus nunggu artikel yang udah ngeranking dan ada visitornya.
Tambahan bacaan seputar CRO;
Tambahan
Selain hal-hal di atas, beberapa hal lain yang saya lakukan antara lain;
- Setting https/ssl (wajib)
- Setting google analytics dan google search console (keduanya disambungkan)
- Setting email subscriber. Saya pakai kirim email.
Kondisi Awal Saat Studi Kasus Ini Di Buat
Nah, berikut ini kondisi awal dari blog studi kasus saat artikel ini saya buat.
Jumlah artikel terposting: 44 artikel. Belum semua di posting
Ranking keyword target saat artikel ini dibuat:
Jumlah visitor saat artikel ini di buat:
Sampai tanggal 3 Juni 2020, blog masih di isi dengan 2 artikel menggunakan url yang ada backlinknya. Artikel tersebut naik dan ada visitor lumayan. Karena hal ini juga saya putusin kalau domainnya bagus, masih ok efek backlink bawaannya.
Saya langsung isi dengan artikel yang udah selesai dibuat penulis. Ngga di schedule, saya langsung posting semuanya aja.
Sejauh ini udah mulai ada visitor, dengan pola standar setiap weekend menurun visitornya.
Update 1 (27 Juli 2020)
Update pertama dari studi kasus web affiliate ini. Sejauh ini, belum banyak yang dilakukan. Baru sebatas posting artikel dan setting internal link. Setting internal link juga belum selesai di lakukan, lupa :p
Selain itu, belum semua artikel di posting. Sisa artikel yang dibeli dari jasa writer isinya kurang bagus, sampai bingung mau editnya juga gimana (saking ngga jelas isinya)..wkwkk
Keyword, Visitor, dan Ranking
Ranking keyword target dari blog studi kasus saat update 1 ini :
Secara umum udah mulai ada kenaikan ranking dari keyword target. Ada 8 keyword target yang sudah masuk top 3 di google, dan 16 keyword yan masuk ke halaman pertama Google.
Tapi sebagai catatan, semua keyword yang masuk halaman pertama masih keyword-keyword kecil dengan volume 0-50/bulan (versi tools).
Dilihat dari search console, udah mulai ada visitor yang masuk juga. Jumlah query total juga udah lumayan, di atas 1000 query.
Visitor masih belum banyak, rata-rata masih di bawah 100 visitor perhari. Trendnya cukup jelas sejauh ini mah, setiap akhir pekan visitor turun jauh.
Konversi Affiliate
Nah ini rada bingung juga sih. Awalnya ngga kepikiran soal ini. Ternyata data visitor di affiliatenya ngga bisa misahin link dari web yang berbeda. Jadinya ngga ketahuan kalau ada konversi dari blog studi kasus ini atau ngga.
Saya masih menggunakan akun affiliate yang sama dengan web saya yang lain, jadinya masih tercampur hasilnya. Mungkin nanti saya coba gunakan akun affiliate yang berbeda, khusus untuk blog studi kasus ini aja.
Sejauh ini, sudah ada lumayan jumlah klik ke link affiliate di blog.
Asumsi saya mah kayaknya sih, tebakan aja lho, ada mungkin 1-2 konversi dari sejumlah klik link affiliate di atas. Jadi mungkin blog affiliate ini udah hasilkan earning sekitar 100-200 ribuan.
Tebakan doang ini mah.
Optimasi Onpage/Offpage
Optimasi offpage belum ada.
Optimasi onpage masih sebatas internal link, itu juga belum selesai semuanya.
Rencana Selanjutnya
Ada beberapa rencana saya selanjutnya untuk blog studi kasus affiliate ini:
1. Setting Link Affiliate Sendiri
Ada beberapa artikel yang masuk page one, tapi belum dipasangin link affiliate. Selain itu, link affiliate di blog studi kasus ini masih menggunakan link affiliate yang sama dengan web saya yang lain.
Nanti saya coba daftar akun affiliate lagi, khusus untuk blog ini aja.
2. Edit Artikel
Khusus untuk artikel-artikel yang masuk page one google, dan artikel yang mengirimkan visitor lumayan, akan saya coba perbaiki kontennya.
Artikel-artikel di atas mengirimkan visitor lumayan. Isi artikelnya masih bawaan dari hasil beli. Kayaknya harus saya perbaiki, soalnya parah sih isinya..wkwkk. Sayang udah ada visitor yang datang kalau ngga diperbaikin.
3. Update Konten
Selanjutnya saya akan coba cek query/keyword yang masuk ke blog studi kasus affiliate ini. Nanti akan di ambil keyword yang bisa dibikin artikel khusus, dan keyword-keyword potensial untuk ditambahkan ke artikel yang udah ada.
Proses ini akan terus dilakukan secara berkala.
4. Optimasi Offpage
Kayaknya mau mulai optimasi offpage juga. Saya coba nanti dengan masuk ke quora, forum, share di sosmed. Selain itu mungkin mulai nyari backlink untuk artikel tertentu.
Ok kira-kira begitu aja sih catatan awal dari studi kasus membuat blog affiliate ini. Mudah-mudahan berhasil, dan terus naik.
Kalaupun ntar gagal, yah terimain aja wkwk.
Untuk selanjutnya, saya akan coba posting updatenya secara berkala.
Hatur nuhun.
Mas mau tanya, saya punya blog expired domain bule, baru di isi 2 artikel yang isinya hanya 100 kata mungking, yang satunya hanya puluhan kata. Tapi view per harinya banyak, sekitar 60an. Itu view asli atau fake ya?
Saya pakai blogspot. Backliknya ada 60an, tapi kurang bagus. Dan ada beberapa yang relevan.
Terima kasih, semoga dibalas.
Untuk lihat view visitor asli atau fake, bisa dibandingkan aja dengan data dari google search console. Kalau misalnya disana mirip-mirip datanya, kemungkinan besar bukan bot/fake. Bisa di cek juga dengan banyaknya query/keyword yang masuk ke google search console, cek juga 2 artikel tersebut di search console, ada keyword apa aja yang visitor datang ke website (dilihat dari jumlah click). Kalau misalnya pakai analytics/script lain semacam yandex metrica, kayaknya bisa di filter juga visitor asli atau fake disana
bang boleh kasih tau untuk situs affiliasi yang terpercaya dan terbukti membayar?
Bermanfaat, thanks bro udah sharing-sharing ginian,
Sekalian mau tanya,
“Sebelumnya domain ini saya aktifkan dan di isi 2 artikel terlebih dulu, lalu dibiarin 2-3 mingguan. Tujuannya buat lihat domainnya masih bagus atau ngga.”
bagus enggaknya itu nama domainnya atau apanya?
Performanya kayaknya gan, dilihat dari backlink bawaannya.
Mantap gan, semoga sukses project nya dan bisa diupdate, hhe. Btw, untuk track ranking di atas pake tool apa gan? Terima kasih 🙂
Selalu gurih artikelnya :))
Terima kasih mas Irvan, lagi belajar build blog pakai affiliate juga. hehe